Selasa, 07 Februari 2012

BIOGRAFI BUNDA na SISKA SARI


Marlintung  Namanya, sebuah desa yang terletak di kota Setabat ( sumut ). Disana Ria wati dilahirkan tanggal 20 Oktober 1973. Sebuah desa yang sangat sederhana dengan suasana  hangat dan di bumbuhi aktivitas masyarakat desa, yang setiap paginya pergi kesawah guna untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Giran seorang petani, yang juga ayah dari Ria wati dan istrinya bernama Tarminah. Mereka harus bekerja keras membajak sawah demi menghidupi keluarganya. Dengan penuh harap untuk menjadi orang kaya dan bisa meneruskan sekolah ke Delapan anaknya.
            “ Hasil panen yang sedikit, kekeringan, bahkan gagal panen itu saya rasakan ketika anak ke Delapan saya Ria wati baru saja lahir berumur 3 bulan, membuat saya khawatir dengan keadaan yang sangat memprihatinkan “, kata Giran.
            Keadaan tersebut tidak membuat Giran dan istrinya Tarminah patah semangat dalam berusaha dan berdo’a untuk terus bekerja keras. Sehingga mereka dapat menghadapi semua masalah dan menghidupi keluarga dengan layak.
            Ria wati anak ke Delapan dari Sebelas bersaudara, jika secara berurutan di antaranya : Katemi, Pairin, Tatik, Legi, Nursiah, Jumini, Legiem, Ria wati, Boini, Supriadi, dan Megawati. Dari ke Sebelas bersaudara itu sudah ada yang meninggal dunia. Yaitu, Allmarhummah Tatik “ Meninggal karena di akibatkan sakit Kaki yang Membengkak disebabkan di guna-guna  oleh orang yang tidak mentukai keluarga kami “, ujar Ria kepada penulis.
            Diantara anak Giran juga ada beberapa anaknya yang sudah menikah, Katemi anak pertama Giran  yang sekarang tinggal bersama suaminya tepat bersebelahan dengan Giran, anaknya yang bernama Legi juga sudah menikah dan tiggal di Beras Tagih bersama dengan ke tiga anaknya.
            Sedangkan anak Giran yang bernama Legiem, setelah dia menikah dia tinggal di Pekanbaru Riau bersama suaminya. Kandis nama Desa tempat mereka tinggal, sebuah desa yang sangat ramai dan banyak masyarakat desa yang berkebun sawit. Penghasilan mereka lumayan besar dalam 2 minggu mencapai hingga 1 ton. Sama halnya yang di rasakan  dengan keluarga Legiem sehingga mereka dapat menyekolahkan anak pertamanya.


            Ria wati, berawal waktu pertama kali dia bersekolah pada tahun 1980 di SDN 40. Dia sangat berbahagia bersama dengn teman-temanya, ia berjalan kaki ke sekolah dengan jarak 2km, melewati rumah-rumah Desa yang sangat biasa dan sederhana. Desa yang sangat ramah lingkungan, dan setiap pagi selalu banyak penduduk yang pergi ke sawah untuk melakukan aktivitasnya guna untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
            Bagi seorang Ria wati, kesan yang paling menyenangkan ketika sedang istirahat di jam sekolah, dia di ajak salah satu seorang temanya bernama “ Supati “. Mengajaknya kerumah untuk makan, yang kebetulan sangat dekat dengan sekolah, hampir setiap hari Suparti mengajak Ria wati hingga kebersamaan itu menjadikan mereka sebuah sahabat yang sangat akrab “ Dimana ada Ria disitu ada Suparti “  begitulah sekiranya.
Guru yang paling di sayangi bagi Ria wati, ibu “ Siti Aisyah “ karena beliau sangat baik dan sabar dalam mengajar, berbeda dengan Bapak “ Sutres “ guru sekaligus Kepala Sekolah yang sangat kejam, pernah salah satu seorang teman saya yang ribut ketika sedang belajar, bapak Sutres kemudian menjewer telinga teman saya tesebut hingga ia menangis. “ujar Ria wati kepada penulis.
            Hal itulah yang membuat Ria wati dan murid-murid lainya tidak menyukai bapak Sutres. Sampai ketika lulus sekolah pun, pada tahun 1986, Ria wati dan Suparti masih tetap bersama-sama terlebih lagi jarak rumah mereka yang lumayan dekat sekitar 1km sehingga sehari-hari mereka selalu bermain bersama.    
Sempat keduanya ingin melanjutkan bersekolah ke SMP yang sama, Namun sayang  di sayangkan Suparti tidak bisa melanjutkan ke sekolah Menengah Pertama ( SMP ). Kerena kedua orang tua Suparti tidak mampu untuk menyekolahkan Suparti, tentu saja Suparti sangat sedih dengan keadaan orangtuanya waktu itu. Karena ke inginanya untuk melanjutkan sekolahnya tidak dapat tercapai, berbeda dengan Ria wati yang akan terus melanjutkan sekolahnya.
            Awal masuk SMP Budi Utomo, pada tahun 1986 di Desa Marlintung kec. Secanggang Ria wati mempunyai perasaan senang, juga takut karena masih menjadi murid baru. Perkenalanya dengan teman-teman barunya yaitu : Sisu, Sumardi, dan Wartem. Mereka sangat baik kepada saya “ kata Ria.
           
Ria wati pergi kesekolah bersama salah satu temanya Supardi dengan berboncengan sepeda. Namun terkadang Ria berjalan kaki sendirian apabila tidak bersama Supardi, melewati sebuah sungai. Yang di beri nama “ Sungai Beringin “ tersebut ketika pulang sekolah, tampak ramai ada yang memancing, mandi, cuci baju, bahkan ada jugu yang membuang hajat.
Baginya Ria wati, pengalaman yang berkesan ketik bersekolah di SMP Budi Utomo adalah penduduk sekitar yang sangat baik dan ramah kepada semua anak-anak sekolah selalu memberikan nasehat-nasehat sehingga kesan saat bersekolah  penuh dengan kehangatan perhatian dan kepedulian penduduk.
Guru yang sangat di sukai Ria wati dan juga murid-murid lainya adalah Bapak Legimin, orang yang sangat baik, sopan dan juga sangat tegas, juga tidak pernah marah. Berbeda dengan Pak Jasmin, beliau kejam, dan suka marah kepada muridnya.
Sangat jarang sekali, Pak Jasmin memberi senyum kepada siswanya selama beliau mengajar, sikapnya yang otoriter dan bijaksana itulah yang membuat beliau menjadi guru yang kejam dimata murid-muridnya.
            Dalam menjalani hari-hari kesekolah, terkadang hanya sedikit ia mendapatkan uang jajan, berbeda dengan teman-teman yang lain, terlebih lagi jarak kesekolah yang jauh harus di tempuh dengan berjalan kaki. Begitulah adanya apabila setiap pagi harus berangkat kesekolah tak pernah mengeluh walau terkadang penat dan rasa capek  pergi kesekolah dan pulang.
            Tak sampai disitu saja, setiba nya pulang dari sekolah Ria harus bergegas menyusul ibu dan ayahnya ke sawah. Sebelum menyusul ia menyiapkan makan siang terlebih dahulu untuk ayah dan ibunya di sawah. Setiba nya di sawah ia langsung membantu kedua orang tuanya membajak sawah, dengan senang ia mengerjakanya.
            Sembari membantu membajak sawah, Ria dan ibu nya mencari belut untuk makan malam. Banyak sekali belut yang mereka dapatkan terkadang lebih dari 12 ekor, hasilnya lumayan besar dan cukup untuk makan malam keluarga.



            Keluarga yang sangat harmonis, walaupun serba kekurangan, kehidupan yang miskin tidak membuat keluarga ini berhanti untuk sealalu mengucap rasa syukur kepada Allah SWT. Walaupun begitu tetap harus berusaha dan berdo’a.
            Pernah suatu ketika, “ketika pagi-pagi sekali saya berangkat kesekolah, dijalan sepatu saya robek “ saya sangat bingung sekali, sempat saya malu kepada semua teman-teman yang menertawakan saya. Namun apalah mungkin, dengan keadaan orang tua saya yang serba kekurangan dapat membelikan sepatu baru. Ujar Ria Wati kepada penulis.
            Ke Esokkan harinya Ria pergi kesekolah memakai sandal karena sepatunya yang robek dan tidak dapat digunakan lagi. Meskipun begitu Ria harus sabar untuk di belikan sepatu baru sampai tiba waktunya panen. “mengoko yo nduk, nak wes panen tak tukokno sepatu seng apik” begitu kata ibu nya Ria, sembari mengelus kepalanya.
            Saat musim panen tiba, inilah saat-saat yang di tunggu oleh Ria agar sang ibu dapat segera membelikanya sepatu baru. Benar saja, waktu itu tepat pada hari selasa 20 Mei 1988 pukul 00.10 wib. Ria bersama ibunya pergi ke sebuah toko sepatu “Toko Indah Sepatu”. Letaknya di Desa kampung Beringin, lumayan sangat jauh dari rumah sekitar 4km, Ria dan ibunya harus pergi dengan menggunakan sepeda.
            Sesampainya di toko hatinya pun sangat senang, dengan cepat Ria berusaha memilih sepatu kesukaanya. Setelah sepatu yang berharga Rp. 15.00,- Ria dan ibunya pun bergegas untuk pulang kerumah.
            Ke Esokkan paginya, dengan semangat pagi-pagi sekali dia sudah berangkat sekolah. Di sekolah Ria tidak malu lagi, dia sangat senang karena teman-temanya yang tadi mengejeknya tapi sekarang sudah tidak lagi. Dia pun tidak kalu jika untuk diajak bermain bersama.
            Begitulah keseharian Ria selama bersekolah di SMP Budi Utomo, setiap pagi sebelum bel sekolah berbuyi Ria dan teman-temanya selalu aktif untuk membersihkan kelas. Tidak hanya aktif dalam membersihkan kelas saja, dalam kelas saat belajar pun mereka juga aktif tidak heran jika mereka sangat di sukai oleh para guru-guru.


            Hampir 3 tahun, Ria dan teman-teman bersekolah di SMP Budi Utomo. Pada tanggal 10 juni 1989, mereka sedang menghadapi Ujian Nasional (UN). Hari yang sangat menegangkan dan di penuhi oleh rasa kecemasan.
            “Takut tidak lulus dan mendapatkan nilai rendah” ujar Ria. Tapi walaupun begitu Ria tetap semangat untuk selalu giat belajar, sampai mereka juga menghadapi Ujian Akhir Sekolah (UAS). Hal yang sama juga kembali dirasakan ke khawatiran dan ketegangan saat mereka ujian.






MORFOLOGI BAHASA INDONESIA LANJUT



contoh gabungan : hadirnya afiks secara satu-persatu
1.            menggunakan
                       
                        meng-                                     guna
                                                                                               
                                                            -kan                 menggunakan

2.      merindukan

                            me-              rindu
                                            -kan         merindukan

3.      membedakan


me-            beda

             
              -kan         membedakan

4.      kemampuan


ke-             mampu


              -an           kemampuan

5.      kesedihan


ke-         sedih


        -an                 kesedihan




Contoh apitan: hadirnya afiks cecara serentak
1. ketergantungan

     ke-             tergantungan

                    ter-              gantungan

                                    gantung          -an

2. pembentukan

Pe-                 bentukan

                  bentuk         -an

3. kelenturan

ke-             lenturan

            lentur          -an






NOMINA DAN PRONOMINA
Pengertian nomina dan pronomina :
                 Nomina adalah kelas kata yang dalam bahasa indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak, misal rumah adalah nomina karena tidak mungkin dikatakan tidak rumah. Bisa disebut untuk penggunaan kata benda.
                  Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengganti orang atau benda : kata ganti seperti: aku, engkau, dia.

Kata ganti orang
Tunggal
Dalam bahasa jawa
Jamak
Pertama
aku/ kulo
Kito/ sedoyo
Kedua
koe/ panjenegan
Koe/sampean,
Panjenengan sami/koe kabeh
ketiga
Nde’e/nde’ne
Kiyambak ipon, panjenengan ipon



Struktur Suku kata, Kata, dan Gugus, Konsonan
Kata dalam bahasa Indonesia terdiri atas suku kata atau lebih, misalnya ban, bantu, membantu, memperbantukan.betapa pun panjangnya suatu kata, wujud suku yang membentuknya mempunyai struktur dan kaidah pembentukan yang sederhana. Suku kata dalm bahasa Indonesia dapat terdiri atas :
1.      Satu vokal
2.      Satu vokal dan satu konsonan
3.      Satu konsonan dan satu vokal
4.      Satu konsonan, satu vokal, dan satu konsonan
5.      Dua konsonan dan satu vokal
6.      Dua konsonan, satu vokal dan satu konsonan
7.      Satu konsonan, satu vokal, dan dua konsonan
8.      Tiga konsonan dan satu vokal, atau
9.      Tiga konsonan, satu vokal, dan satu konsonan
10.  Dua konsonan, satu vokal, dan dua konsonan, serta
11.  Satu konsonan, satu vokal, dan tiga konsonan.
Berikut adalah contoh dalam bahasa Jawa dari sebelas macam di atas.

1.      V               ae         = aja
2.      Vk              ire-ng   = hitam
3.      Kv              me-neh            = lagi
4.      Kvk            sin-ten = siapa
5.      Kvkk          lung-o  = pergi
6.      Kvkkk        rengg-ot= rebut
7.      Kkv            nda-lan              = jalan
8.      Kkvk          njeh     = iya
9.      Kkkv          ngge-regesi = demam
10.   Kkkvk     
11.  Kkvkk      
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Basaha Agta ( filipinna )
Marant 2, A “ Re Reduplication “ ( pengulangan )
/ takki/ ‘kaki’ taktakki ‘babyak kaki’
/ na-wakay/ ‘hilang’ /na-wakwakay/ ‘banyak benda hilang’
/bari/ ‘badan’ /barbari/ ‘seluruh badan’’

            Rumus Autosegmental
1.      Representasi dalaman
K v k v k + k v k v k (tingkat skeletal)
               
                   W a k a y (tingkat melodi

2.      Pengulangan melodi
Contoh : ba-ca ( tingkat skeletal)
K v k v k + k v k v k

W a k a y + w a k a y

3.      Pengguguran segmen
K v k v k + k v k v k
               
W a k a y + w a k a y

4.      Output
K v k + k v k v k

W a k + w a k a y



Rumus Autosegmental

1.      Representasi dalaman
K v k v k + k v k v k (tingkat skeletal)

                    t  a k k i   ( tingkat melodi)

2.      Pengulangan melodi
Contoh : to-long ( tingkat skeletal)
K v k v k + k v k v k ( tingkat melodi)

t   a k k i  + t a k k  i

3.      Pengguguran segmen
K v k v k + k v k v k
               
t  a  k  k i  + t a k k i

4.      Output
K v k + k v k v k

t a k +   t   a k k i
Rumus Autosegmental

1.      Representasi dalaman
K v k v + k v k v (tingkat skeletal)
               
                 b a r i  (tingkat melodi)

2.      Pengulangan melodi
Contoh : te-ras (tingkat skeletal)
K v k v + k v k v (tingkat melodi)
             b a r  i   b a r   i

3.      Pengguguran segmen
K v k v + k v k v
             
b a r  i  + b a r   i

4.      Output
K v k + k v k v

B  a r +  b a r  i